Aku berjalan lagi di tempat yang sama, berharap ada sedikit pengertian di dinding-dinding kokoh itu.
Tapi aku hanya bisa menunduk seraya mengumpulkan segala kata yang terkunci dengan bibir terkunci.
Sungguh, ini adalah perayaan yang tidak mengasyikkan.
Dia berdiri dengan kokoh dengan dada busung seraya berkata
“kau manusia atau hewan?”
Hebat sekali! umpat hati ku.
Dan dia tetap dengan pikirannya.
Dan, aku tak lagi memikirkannya.
BEA mengutukku. Tapi aku balas dengan tersenyum!
Merdeka! Hehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarnya mana?